Buat kita yang sedang cari PC convertible yang bisa dilipat menjadi tablet PC dengan harga yang terjangkau, kali ini Picel akan bahas sebuah laptop convertible dari brand HP, yaitu HP ProBook x360 435 G7.

Spesifikasi laptop ini sebagai berikut:

  • Processor AMD Ryzen 3 4300U
  • RAM 8GB DDR4 single-channel 3200MHz
  • Storage NVMe 256GB
  • Integrated GPU Radeon Vega 5 Graphics (dengan 512MB shared memory)
  • Layar IPS touchscreen 13.3 inch 6-bit, dengan resolusi Full HD dan refresh rate 60Hz

DESIGN & BUILD QUALITY

Sama seperti laptop lipat yang Picel pernah review, yaitu HP Envy x360, HP ProBook x360 435 G7 ini kalo dalam keadaan tertutup, tampilan tampak seperti laptop pada umumnya. Terlihat biasa aja dari segi designnya.

Material body laptop ini terbuat dari bahan aluminium, yang terasa cukup solid dan kuat. Sementara area palm rest nya terbuat dari bahan plastic. Flex disisi keyboard pun tidak terlalu berasa, yang menambah kesan kokoh pada laptop ini. Paling dibagian layarnya aja yang berasa flex.

Secara dimensi, HP ProBook x360 ini memiliki ukuran 30.9 x 22.3 cm dengan ketebalan hanya 1.8 cm dan berat 1.45kg. Ukuran laptopnya cukup ringkas untuk dijinjing dengan satu tangan, dan cukup tipis untuk dimasukan ke dalam tas. Yang walaupun bobot segini masih bikin cape sih kalo kita jinjing kemana-mana.

Body laptop ini dibalut dengan warna silver dengan matte finish, yang dinamai oleh HP Pike Silver Aluminum, mulai dari display cover, palm rest dan sisi bawahnya.

Di sisi display covernya terdapat sebuah logo HP yang cukup besar di bagian tengah dengan glossy finish. Pada sisi dalam, untuk bagian sekitar layar yaitu bezelnya berwarna hitam dan juga dengan keyboardnya yang berwarna hitam. Untuk palm restnya memiliki warna yang sama dengan panel depannya sehingga cukup contrast bagian dalamnya ini. Terdapat juga 4 bantalan kecil berwarna putih pada sisi keyboardnya, yang berfungsi mencegah agar keyboard tidak bersentuhan langsung dengan layar dan menyebabkan bekas di layar ataupun juga untuk mencegah agar keyboard dan area palmrest tidak lecet saat dipergunakan mode stand.

Dan pada palm rest nya hanya terdapat tulisan ProBook yang cukup samar di sebelah kiri. Dan tidak ada tulisan atau stiker-stiker produk yang biasa kita temui pada laptop-laptop lain.

Di sisi bawah terdapat 2 buah bantalan karet Panjang yang berfungsi sebagai kaki-kaki laptop ini, 4 buah baut untuk mengunci backdoor laptop ini, dan grill ventilasi sebagai jalur sirkulasi udara pada bagian mesin laptop ini. Jadi, secara keseluruhan, tampilan Laptop ini bisa dibilang bersih banget.

Beralih ke I/O port, kali ini HP menyematkan port tergolong basic lah untuk pemakaian harian kita. Di sini kanan kita bisa temukan MicroSD Reader, Combo Audio Port 3.5mm, Full HDMI Port 1.4b, USB Type-A Port 3.0, USB Type-C Port 3.1 Gen2 yang sudah support DisplayPort, dan Charging Port.

Pada sisi kiri hanya terdapat Kensington Lock dan sebuah port USB Type-A 3.0 yang juga befungsi sebagai PowerDelivery. Pada port USB laptop ini tidak menggunakan flap seperti pada HP Envy x360. Hal ini karena memang tidak mengejar tipis seperti Envy x360. Picel sih lebih prefer begini ya biar lebih cepet colokin USBnya.

LAYAR

Beralih ke bagian layar, HP ProBook x360 435 G7 memiliki layar touchscreen yang sudah support multi-touch dengan ukuran 13.3 inch. Layarnya ini memiliki panel IPS dengan glossy finish, resolusi Full HD atau 1920×1080 dan refresh rate 60Hz. Tapi kedalaman warna yang disuguhkan layar ini hanya 6-bit dan hanya mencapai 240 nits dengan color gamut sekitar 45% NTSC.

Layar HP ProBook x360 ini menggunakan glossy finish, yang membuat layarnya terlihat elegan, tapi dengan konsekuensi sangat memantulkan cahaya. Kalau menurut review dari notebook check sih layarnya bisa menampilkan warna hingga 90% sRGB dan 59% AdobeRGB, namun ini mempergunakan panel dari LG yaitu LGD0675, sedangkan model yang kita review ini mempergunakan panel AUO4B2D dari Au Optronics. Makanya hasil gambar di laptop yang kita review ini tidak sementereng dari yang dibahas di notebook check. Gak tau ini kenapa bisa sampai ada perbedaan model layar seperti ini.

Untuk menopang layarnya, terdapat 2 buah engsel yang cukup besar dan mendukung bukaan layar hingga 360 derajat. Sehingga laptop ini bisa digunakan dalam berbagai posisi dan kegunaan. Dan untuk menjaga layarnya, HP ProBook x360 ini sudah dilengkapi dengan proteksi layar dari Corning Gorilla Glass NBT yang memang ditujukan untuk laptop-laptop touchscreen. Lumayan untuk mencegah goresan halus pada layar.

Kalau untuk bezel layarnya memiliki ketebalan 0.7 cm pada sisi kanan dan kiri, 1.6 cm pada bezel atas, dan 3 cm pada bezel bawah. Bezel bawahnya juga ada logo HP yang sama seperti dibagian panel depannya dengan warna silver.

INPUT DEVICE

Beralih ke bagian input device, laptop ini memiliki cukup banyak input device.

Dari segi keyboard, laptop ini memiliki keyboard berwarna hitam dengan font putih yang kontras dengan keyboardnya. Tombol-tombol keyboard nya cukup kokoh, dan tidak bergetar jika digunakan. Picel menggunakan laptop ini untuk membuat script video ini, dan Picel merasakan kalau travel distance nya agak kurang dan feel klik nya juga lumayan keras sih, sehingga butuh effort lebih untuk menekan keynya dan juga key travelnya cukup pendek. Bagi beberapa orang bisa jadi kurang nyaman mengetik dalam jangka waktu yang panjang.

Keyboardnya ini masih bisa digunakan pada posisi layar terbuka hingga 185 derajat dan juga sudah memiliki backlight keyboard berwarna putih yang memiliki 3 tingkat kecerahan. Pengaturannya dapat mempergunakan tombol fn + F9. Yang disayangkan ketika kita pakai dalam mode tent, backlightnya gak otomatis mati. Padahal kan ini lumayan banget buat hemat baterai kalau dimatiin backlight keyboardnya. Lebih serunya lagi kita gak bisa akses keyboard di mode ini jadi ya udah deh komplit dah masalahnya.

Laptop ini juga sudah dilengkapi dengan fingerprint sensor di bawah kanan keyboard. Fingerprint sensor ini akan membantu kita dalam sign-in Windows dan juga beberapa hal lain lebih mudah dan cepat.

Selanjutnya untuk touchpad, laptop ini dilengkapi touchscreen dengan ukuran 11 x 7 cm yang berada tepat di tengah laptopnya dan berwarna sama seperti palm restnya, serta dihiasi dengan bingkai tipis dengan chrome finish. Tombol klik kanan dan kirinya sudah terintegrasi di touchpadnya, dan tidak ada memiliki tombol terpisah atau separator pada touchpadnya. Klik kanan dan kirinya juga terasa agak keras, jadi harus agak menekan touchpadnya, supaya tombol kliknya berfungsi. Touchpad nya ini juga sudah support dengan smart gesture dan akan nonaktif jika laptop dilipat atau masuk ke mode tablet.

Untuk urusan input device, layarnya bukan hanya sekedar layar sentuh namun juga memiliki support kepada penggunaan stylus. Stylus yang dinamakan HP Pro Pen dengan seri HSN-W002P, adalah stylus keluaran Wacom, yang sudah terkenal dengan produk-produk digital imaging nya.

Stylus nya berwarna hitam, dengan hanya ada stiker kecil berisi informasi singkat mengenai Pen Stylus ini, dan sebuah logo HP kecil di ujung atas Pen Stylus nya. Gak ada informasi sih apakah ini sudah mendukung MPP 2.0 atau belum tapi Pen stylus ini cukup empuk digunakan, dan feel nya lebih enak dibandingkan dengan Pen Stylus pada HP Envy x360.

Stylus ini hanya bisa menggunakan batre dengan tipe quadruple A atau A4, dan tidak ada port charging nya sama sekali. Jadi agak susah kalo lagi kita pake trus batrenya habis. Jadi Picel saranin beli supaya nyetok baterai AAAA yang agak banyak, biar ada cadangan buat batre Pen Stylus ini.

PERFORMANCE

HP ProBook x360 435 G7 yang Picel review ini memiliki spesifikasi yang bisa dibilang Basic. Laptop ini ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 3 4300U, dengan fabrikasi 7nm.

Konfigurasi processornya adalah 4 inti fisik dan tanpa inti virtual, kemudian memiliki TDP 15 watt. Secara frekuensi, Ryzen 3 4300U pada laptop ini memiliki base clock di 2.7GHz dan bisa Turbo Max hingga 3.8GHz.

Untuk menguji performa pada laptop ini, Picel menguji mempergunakan Cinebench R20, dan HP ProBook x360 435 G7 mendapatkan skor sebesar 1,639 point. Berikut ini merupakan perbandingan dengan laptop dan PC yang Picel pernah review.

Untuk Rendering test BMW di aplikasi Blender, laptop ini dapat menyelesaikan 1 frame dalam waktu 10 menit 38 detik. Berikut ini merupakan perbandingan dengan laptop dan PC yang Picel pernah review.

Untuk PCmark 10 sebagai gambaran overall performa dari laptop ini, skor yang didapat adalah 6,914 untuk essentials, 6,512 untuk productivity, dan 3,645 untuk Digital Content Creation. Secara rata-rata laptop ini mendapatkan skor 3,924. Berikut ini merupakan perbandingan dengan laptop dan PC yang Picel pernah review.

Dibagian grafis, laptop ini hanya mempergunakan integrated graphic bawaan dari processornya yaitu AMD Radeon Vega 5 Graphics yang memiliki shared memory sebesar 512MB dan akan menyesuaikan tergantung kebutuhan.

Dan untuk melihat performa GPUnya, kita akan jalankan 3Dmark TimeSpy, dan hasilnya untuk CPU mendapatkan skor 3,001 dan GPUnya 569, sehingga secara rata-rata mendapatkan skor 647. Berikut ini merupakan perbandingan dengan laptop dan PC yang Picel pernah review.

Selanjutnya kita langsung test mempergunakan serangkaian game dengan konfigurasi graphic setting yang paling nyaman untuk dimainkan di laptop ini. Resolusinya sendiri harus Picel turunkan menjadi 1280 x 720 untuk bisa target di range minimal 30 FPS bahkan kalau bisa di 50-60 FPS.

Yang pertama GTA 5, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting Normal, average framerate di 53.3 dengan max 113.6 dan min 25.8fps.

Untuk FIFA 19, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting Low, average framerate di 49.2 dengan max 66.3 dan min 17.8fps.

Untuk game PUBG: Lite, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting High, average framerate di 61.7 dengan max 90.9 dan min 31.7fps.

Untuk game Need for Speed Heat, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting Low, average framerate di 24.1 dengan max 36.5 dan min 18.2 fps.

Untuk game CS: GO, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting High, average framerate di 41.0 dengan max 72.0 dan min 20.0 fps.

Untuk game Valorant, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting High, average framerate di 126.1 dengan max 164.3 dan min 84.9 fps.

Untuk game Pro Evolution Soccer 2021, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting Medium, average framerate di 32.8 dengan max 41.3 dan min 18.7 fps.

Untuk game The SIMS 4, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting High, average framerate di 37.4 dengan max 56.8 dan min 3.6 fps.

Game terakhir yaitu DOTA 2, dengan resolusi 1280 x 720 dan setting High, average framerate di 47.1 dengan max 57.9 dan min 26.2 fps.

Untuk final Test, Picel jalankan Adobe Premiere menggunakan Picel Premiere Benchmark, dan hasilnya laptop ini berhasil merender project 15 clips 4K dengan format H264 dan preset high quality 4K dalam waktu 23 menit 37 detik. Berikut ini merupakan perbandingan dengan laptop dan PC yang Picel pernah review.

Dari hasil beberapa benchmark, terlihat kemampuan APU dari AMD ini masih dalam batas okelah untuk penggunaan harian ditambah dengan sesi gaming ringan. Beberapa game Triple A juga masih bisa dijalankan dengan baik lah. Game seperti Need For Speed Heat yang cukup demanding pun masih bisa dijalanin di rata-rata 20 fps. FPS yang dihasilkan juga tidak terlalu mengecewakan, dan hampir tidak ada frame skip atau frame drop di setiap game.

Mengingat prosesor yang disematkan pada laptop ini hanyalah prosesor kelas low-end namun kinerjanya masih bisa diacungi jempol deh dengan sedikit pengaturan di resolusi dan graphic setting. Ya ini udah luar biasa sih padahal kan Probook ini menyasar target business dan profesional dan bukan kelas Gaming.

Hasil PCMark sih juga menunjukkan urusan produktifitas bisa dilakukan dengan baik. Sekedar buka excel, atau powerpoint dan zoom meeting harusnya bukanlah masalah disini sih. Kalau untuk video editing atau render 3D juga masih bisa dikerjakan dengan baik, walaupun hanya mengandalkan integrated GPU dan CPUnya.

Untuk urusan temperature, dalam kondisi suhu ruangan 24 derajat celcius, laptop ini dalam keadaan idle mempergunakan hanya 2 – 3 watt dan processornya berada di suhu rata-rata 47 derajat celcius dengan frekuensi core yang bervariasi, ada yang berada di 1.9GHz, namun ada beberapa core yang mencapai 3.1GHz.

Dan ketika kita stress test mempergunakan AIDA64, maka suhu maksimal langsung naik ke level 90an derajat celcius dan stabil direntang 94-98 derajat celcius. Dan lebih hebatnya lagi, prosesornya tetap masih bertahan di frekuensi maxnya yaitu 3.7GHz, yang artinya hampir mendekati Turbo Max nya, dan suhu juga tetap di kisaran 97 derajat Celcius. Tidak ada throttling yang terdeteksi selama kita jalankan stress testnya, suatu hal yang sangat jarang ditemukan di laptop jaman sekarang apalagi yang tipis begini.

MULTIMEDIA

Dari sisi audio, HP ProBook x360 memiliki audio cukup enak didengar, meskipun tidak ada keterangan apapun perihal brand yang melakukan tuning pada audio laptop ini.

Speaker laptop ini terletak di sisi atas pada area keyboard, dan suaranya keluar melalui grill yang ada di atas keyboard. Suara yang keluar terdengar dengan jelas dan juga suara yang dihasilkan memiliki volume yang cukup tinggi. Walaupun begitu, jangan berharap banyak kalau untuk frekuensi bawah karena memang keterbatasan kemampuan speakernya dan juga volume speakernya tergolong tidak terlalu kencang.

Kita coba test di volume maksimal, dan speaker internalnya dapat menghasilkan suara rata-rata 69.9db dan maksimal 76.7db. Berikut ini merupakan contoh hasil audio dari HP ProBook x360.

Beralih ke webcam, laptop ini memiliki webcam dengan resolusi 0.9 MP yang dapat merekam video HD 720p 30fps atau foto sebesar 1280×720 pixel. Ada indikator berwarna putih di sebelah kanan yang akan hidup jika webcam aktif. Berikut ini merupakan contoh hasil video dari webcam dari HP ProBook x360.

Dan untuk sisi konektivitas, HP ProBook x360 ini masih menggunakan modul WiFi keluaran Intel, dengan tipe Intel Wireless-AC 9260 2×2 802.11ac dengan Bluetooth 5. Sangat disayangkan belum ada wifi 6 bawaan dari laptop ini.

BATTERY

Untuk baterai, HP ProBook x360 memiliki baterai Lithium-Ion sebesar 44,000 mWH, yang terdapat di bagian dalam laptopnya. Pada pengetesan menggunakan AIDA64, baterai ini hanya sanggup bertahan selama 1 jam 51 menit dalam keadaan full load dan maximum brightness.

Dan untuk penggunaan harian seperti menonton youtube atau sekedar kerja pakai office dengan brightness menengah, maka baterainya ini dapat bertahan sampai 4-5 jam. Dan kalau brightnessnya diturunkan lebih rendah lagi, bisa dapat sekitar 6 jam.

Untuk pengisian baterainya bisa mempergunakan charger bawaan dengan spesifikasi daya 19.5-volt dan 3.33 ampere sehingga total dayanya adalah 65 watt. Dan kalau mau mengisi dari kosong hingga penuh, dibutuhkan waktu 1 jam 44 menit selama tidak mempergunakan laptopnya.

UPGRADEABILITY

Dibagian upgrade, masih ada cukup ruang untuk melakukan peningkatan di sisi memory dan storagenya.

Pada sisi memory, disediakan 2 buah slot SODIMM yang saat sudah terisi dengan 1 buah keping memory SODIMM 8GB DDR4. Kedua slot memory ini sanggup menampung hingga kapasitas 64GB dengan frekuensi 3200MHz atau dual channel dengan konfigurasi 2x32GB. Cuma harganya lumayan, 32GB per keping aja harganya ditawarkan di 1.7-1.8 juta. Jadi kalau 2 bisa 3.6 juta minimal keluar uangnya.

Dan di sini Storage, hanya disediakan 1 slot M2 NVMe dengan tipe 2280 yang saat ini sudah terisi dengan ukuran 256GB. Kalo temen-temen merasa kapasitasnya kurang banget, ya terpaksa temen-temen harus mengganti modul storagenya dengan kapasitas yang lebih tinggi, sesuai dengan budget yang temen-temen punya.

Atau kalo temen-temen mau mengganti modul Wifi pada laptop ini contohnya ke wifi 6, hal itu bisa juga dilakukan kok. Selebihnya tidak ada opsi upgrade untuk laptop ini.

SUMMARY

Overall menurut pendapat pribadi Picel, HP ProBook x360 435 G7 merupakan laptop convertible yang cukup bisa diandalkan untuk berbagai kegunaan. CPU AMD Ryzen 3 4300U yang menjadi dapur pacu pada laptop ini, sanggup berjalan maksimal dengan stabil pada stress test. Bisa jadi orang menganggap ini sebagai laptop underdog, padahal performanya bisa diatas daripada beberapa laptop yang punya spek diatasnya. Buat apa punya processor kelas atas tapi kerjanya throttling mulu.

Laptop ini juga bisa banget menjadi rekan daily driver teman-teman sekalian, untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kantor, sedikit editing video atau gambar, dan kalo mau juga bisa diajak maen game yang lumayan berat.

Ditambah dengan adanya pen stylus bawaan, layar yang sudah mendukung multi-touch, dan flexibilitas pengunaannya menjadikan laptop ini salah satu pilihan yang recommended buat para teman-teman yang berkecimpung di dunia design. Body laptop ini juga kokoh dan elegan tapi ya masih agak berat jika lama-lama dijinjing dengan satu tangan.

Laptop ini dibanderol dengan harga 10 jutaan untuk spek Prosesor Ryzen 3, 14 jutaan untuk yang Ryzen 5 dan 19jutaan untuk yang Ryzen 7. Dengan bandrol harga segitu kita sudah mendapatkan laptop dengan spek yang tadi Picel sudah bahas dan juga mendapatkan bundling berupa Office Home and Student 2019.

Jadi paling itu aja review dari Picel kali ini terkait dengan HP ProBook x360 435 G7. Dan kalian bisa tonton video review untuk laptop ini melalui link dibawah ini ya.

Youtube Video

Laptop convertible cepat yang hemat – HP ProBook X360 435 G7 Review Indonesia

Gallery